Pring dalam bahasa Jawa adalah bambu. Pring Sedapur
berarti Serumpun pohon bambu. Kini para perajin tak hanya dari Dusun
Papringan, tapi warga dusun lain di Desa Sidomukti. Bahkan ada juga di
juga dari luar desa. Dari papringan itulah nama Pring Sedapur itu
terinspirasi.
Di dusun itulah banyak tumbuh pohon bambu yang sangat
lebat, sehingga dinamakan Dusun Papringan, yang berarti di bawah pohon
bambu.
Sejarah Batik Pring Sedapur dimulai dari masa awal
perkembangan Islam. Setelah pecah perang, banyak prajurit Mataram lari
ke daerah timur Gunung Lawu untuk mencari tempat yang aman, di antaranya
di Desa Sidomukti dan sekitarnya. Di tempat itu mereka mengenalkan
budaya batik kepada masyarakat sekitar Desa Sidomukti. Awalnya para
perajin mayoritas berasal Dusun Papringan. Mereka mendapatkan keahlian
membatik dari nenek moyangnya.
Di awal masa jabatannya sebagai kepala DesaSidomukti
pada tahun 1998, Tikno bersama Arif, salah satu penghobi batik asal
Ngawi, belajar bagaimana membuat batik dan mengembangkannya di Magetan.
Dengan mengambil motif gambar bambu yang terdapat di Dukuh
Papringan jadilah motif batik pring sedapur
Tidak ada komentar:
Posting Komentar